NAMA:
DEDE ERAWATI 28211410 1EB23
DESTY HAPSARI 21211912 1EB23
DINA RAMADHANIA 22211145 1EB23
RATNA TRI UTAMI 25211903 1EB23
Dampak
Krisis Global terhadap Perekonomian Indonesia
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Tulisan ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Dampak Krisis Global terhadap Perekonomian
Indonesia”.
Tulisan
ini berisi informasi tentang dampak-dampak krisis global terhadap
perekonomian di Indonesia. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi syarat
untuk penilaian mata kuliah softkill Perekonomian Indonesia. Tulisan
ini juga untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam
penulisan tulisan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
tulisan ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
MASALAH
A.
PENGERTIAN KRISIS EKONOMI GLOBAL
Krisis
ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi
pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di
seluruh dunia. Ini dapat kita lihat bahwa negara adidaya yang
memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan besar
dari sektor ekonominya. Bencana pasar keuangan akibat rontoknya
perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per
satu, tinggal menunggu waktu saja. Bangkrutnya Lehman Brothers
langsung mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Bursa saham di
kawasan Asia seperti di Jepang, Hongkong, China, Asutralia,
Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan
drastis 7 sd 10 persen. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah,
Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS
sendiri, Para investor di Bursa Wall Street mengalami kerugian besar.
B.
AKIBAT TERJADINYA KRISIS EKONOMI GLOBAL
1.
AKIBAT KRISIS EKONOMI GLOBAL BAGI LUAR NEGERI
Pada
tahun 1907 krisis perbankan Internasional dimulai di New York,
setelah beberapa decade sebelumnya yakni mulai tahun 1860-1921
terjadi peningkatan hebat jumlah bank di Amerika s/d 19 kali lipat.
Selanjutnya, tahun 1920 terjadi depresi ekonomi di Jepang. Kemudian
pada tahun 1922 – 1923 German mengalami krisis dengan hyper inflasi
yang tinggi. Karena takut mata uang menurun nilainya, gaji dibayar
sampai dua kali dalam sehari. Selanjutnya, pada tahun 1927 krisis
keuangan melanda Jepang (37 Bank tutup); akibat krisis yang terjadi
pada bank-bank Taiwan
Pada
tahun 1929 – 30 The Great Crash (di pasar modal NY) & Great
Depression (Kegagalan Perbankan); di US, hingga net national
product-nya terbangkas lebih dari setengahnya. Selanjutnya, pada
tahun 1931 Austria mengalami krisis perbankan, akibatnya kejatuhan
perbankan di German, yang kemudian mengakibatkan berfluktuasinya mata
uang internasional. Hal ini membuat UK meninggalkan standard emas.
Kemudian1944 – 66 Prancis mengalami hyper inflasi akibat dari
kebijakan yang mulai meliberalkan perekonomiannya. Berikutnya, pada
tahun 1944 – 46 Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis
moneter. Ini merupakan krisis terburuk eropa. Note issues Hungaria
meningkat dari 12000 million (11 digits) hingga 27 digits.
Pada
tahun 1945 – 48 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang dunia
kedua.. Selanjutnya tahun 1945 – 55 Krisis Perbankan di Nigeria
Akibat pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun
1945. Pada saat yang sama, Perancis mengalami hyperinflasi sejak
tahun 1944 sampai 1966. Pada tahun (1950-1972) ekonomi dunia terasa
lebih stabil sementara, karena pada periode ini tidak terjadi krisis
untuk masa tertentu. Hal ini disebabkan karena Bretton Woods
Agreements, yang mengeluarkan regulasi di sektor moneter relatif
lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan
perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi
regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta
penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia
(untuk sementara) “tenang”.
Namun
ketika tahun 1971 Kesepakatan Breton Woods runtuh (collapsed). Pada
hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat sistem dengan mekanisme
bunganya tak dapat dibendung untuk tetap mempertahankan rezim nilai
tukar yang fixed exchange rate. Selanjutnya pada tahun 1971-73
terjadi kesepakatan Smithsonian (di mana saat itu nilai 1 Ons emas =
38 USD). Pada fase ini dicoba untuk menenangkan kembali sektor
keuangan dengan perjanjian baru. Namun hanya bertahan 2-3 tahun
saja.
Pada
tahun 1973 Amerika meninggalkan standar emas. Akibat hukum “uang
buruk (foreign exchange) menggantikan uang bagus (dollar yang
di-back-up dengan emas)-(Gresham Law)”. Pada tahun 1973 dan
sesudahnya mengglobalnya aktifitas spekulasi sebagai dinamika baru di
pasar moneter konvensional akibat penerapan floating exchange rate
sistem. Periode Spekulasi; di pasar modal, uang, obligasi dan
derivative. Maka tak aneh jika pada tahun 1973 –
1874
krisis perbankan kedua di Inggris; akibat Bank of England
meningkatkan kompetisi pada supply of credit.
Pada
tahun 1974 Krisis pada Eurodollar Market; akibat west German Bankhaus
ID Herstatt gagal mengantisipasi international crisis. Selanjutnya
tahun 1978-80 Deep recession di negara-negara industri akibat boikot
minyak oleh OPEC, yang kemudian membuat melambung tingginya interest
rate negara-negara industri.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa
pada tahun 1980 krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara
dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika
negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang
negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada tahun 1980
itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak
negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat
yang menarik dananya dari bank di eropa timur.
Pada saat yang
hampir bersamaan yakni di tahun 1982 terjadi krisis hutang di Mexico;
disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments
dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina,
Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis.
Perkembangan
berikutnya, pada tahun 1987 The Great Crash (Stock Exchange), 16 Oct
1987 di pasar modal US & UK. Mengakibatkan otoritas moneter dunia
meningkatkan money supply. Selanjutnya pada tahun 1994 terjadi krisis
keuangan di Mexico; kembali akibat kebijakan finansial yang tidak
tepat. Pada tahun 1997-2002 krisis keuangan melanda Asia Tenggara;
krisis yang dimulai di Thailand, Malaysia kemudian Indonesia, akibat
kebijakan hutang yang tidak transparan. Krisis Keuangan di Korea;
memiliki sebab yang sama dengan Asteng.
Kemudian,
pada tahun 1998 terjadi krisis keuangan di Rusia; dengan jatuhnya
nilai Rubel Rusia (akibat spekulasi) Selanjutnya krisis keuangan
melanda Brazil di tahun 1998. pad saat yang hamper bersamaan krisis
keuangan melanda Argentina di tahun 1999. Terakhir, pada tahun
2007-hingga saat ini, krisis keuangan melanda Amerika Serikat. Dari
data dan fakta historis tersebut terlihat bahwa dunia tidak pernah
sepi dari krisis yang sangat membayakan kehidupan ekonomi umat
manusia di muka bumi ini.
2.
AKIBAT KRISIS EKONOMI GLOBAL BAGI DALAM NEGERI
Resesi
ekonomi yang kini melanda AS, juga gejolak keuangan di beberapa
belahan dunia, tak boleh dipandang remeh. Pemerintah harus waspada
dan antisipatif, karena resesi ekonomi AS kemungkinan semakin parah
sehingga bisa berdampak hebat terhadap kehidupan ekonomi di dalam
negeri. Di sisi lain, sektor keuangan di beberapa belahan dunia yang
lain kini juga bergejolak dan potensial berimbas ke mana-mana,
termasuk ke Indonesia.
Eropa
Timur dan Amerika Latin sebenarnya pernah mengalami krisis ekonomi
dan keuangan. Namun, saat itu krisis tersebut lebih karena pengaruh
pergolakan politik di masing-masing negara. Tapi kini krisis ekonomi
di kedua kawasan amat potensial karena bubble di sektor keuangan
sudah amat berlebihan. Artinya, bubble tersebut hampir pasti segera
pecah. Celakanya, kalau negara-negara berkembang yang terkena krisis
ekonomi, lembaga-lembaga keuangan internasional cenderung lepas
tangan. Akibatnya, krisis yang terjadi bisa sangat parah dan
potensial mengimbas ke wilayah lain.
Warung-warung
di pelosok Jakarta kini bertumbangan ke jurang kebangkrutan. Itu
sebagai bukti bahwa rakyat kebanyakan sudah tak berbelanja lagi.
Sementara lapisan atas justru berbelanja keperluan sehari-hari ke
pasar-pasar modern milik pengusaha besar. Ini menyebabkan kefailitan
raksasa bagi dunia bisnis.
Saat
ini dampak resesi ekonomi global yang paling dirasakan adalah pada
masyarakat menengah ke atas, terlebih mereka yang bermain saham,
valuta asing dan investasi emas. Dari pantauan media di sejumlah
pasar di tanah air, sejak BEJ melakukan suspend pada Jum’at(10/10)
kemarin, harga bahan-bahan pangan mulai merangkak naik. Jika sudah
begini, masyarakat bawah yang paling merasakan dampaknya.
Walau
beberapa kebutuhan pokok, seperti harga beras masih bertahan yakni
untuk jenis IR 64 berkisar; Rp6.000/kg, beras kuku balam super;
Rp7.000/ kg, minyak goreng; Rp.8000/kg dan gula pasir Rp.6.000/kg
relatif stabil. Demikian juga dengah harga ayam kampung yang tetap di
harga Rp40.000/kg dan telur bebek Rp1.300-Rp1.400 per butir. Namun,
tak ada jaminan harga-harga kebutuhan pokok ini tidak akan merangkak
naik.
Sedangkan
harga bahan pangan lainnya seperti daging lembu yang sempat
bertengger di posisi Rp 60.000-Rp65.000/kg, turun menjadi
Rp.45.000/kg. Sedangkan harga-harga yang mulai naik, antara lain;
ayam potong yang beberapa waktu lalu Rp22.000/kg, kini menjadi
Rp.25.000/kg. Telur ayam potong yang kemarin sempat
Rp800-Rp850/butir, kini naik, Rp.2000/butir. Harga sayur mayur
seperti cabai merah Rp20.000/kg, naik menjadi Rp. 30.000/kg. Adapun
bawang merah Rp9.000 naik menjadi Rp10.000/kg; tomat naik ke posisi
Rp 6.000 per kg dari Rp.5000/kg.
Selain
itu, kenaikan harga bahan baku di sektor properti akibat pengaruh
krisis ekonomi global, sangat mungkin terjadi. Seperti di kutip dari
Antara.co.id, Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa
Tengah, Adib Adjiputra, di Solo, beberapa waktu lalu mengatakan,
harga bahan baku yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri,
berpotensi terpengaruh oleh krisis ekonomi ini.
Harga
bahan baku seperti besi, keramik, semen dan sejumlah aksesori rumah
lainnya yang berasal dari industri manufaktur, kata dia, sangat
rentan mengalami kenaikan.
Kenaikan
bahan baku akibat dampak krisis ekonomi ini akan semakin menyulitkan
sektor properti, setelah sebelumnya juga diterpa kenaikan harga bahan
baku akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Pada
sektor properti ini, tipe rumah kelas menengah ke atas yang akan
paling besar terkena dampak terjadinya krisis ekonomi ini. Kenaikan
tingkat suku bunga pasti akan mengikutinya. Sehingga harga cicilan
rumah perbulannya akan naik. Sedangkan untuk rumah kelas menengah ke
bawah sedikit tidak berpengaruh karena sebagian sudah disubsidi
pemerintah.
C.
SEPULUH CARA MENGATASI KRISIS EKONOMI GLOBAL OLEH PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
Presiden
menegaskan 10 langkah yang harus ditempuh semua pihak untuk
menghadapi krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS),
sehingga tidak berdampak buruk terhadap pembangunan nasional.
Pertama,
Presiden mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus
terus memupuk rasa optimisme dan saling bekerjasama sehingga bisa
tetap menjagar kepercayaan masyarakat.
Kedua,
pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen harus terus dipertahankan
antara lain dengan terus mencari peluang ekspor dan investasi serta
mengembangkan perekonomian domestik.
Ketiga
adalah
optimalisasi APBN 2009 untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap
memperhatikan `social safety net` dengan sejumlah hal yang harus
diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan,
ketersediaan listrik serta pangan dan BBM.
Untuk itu perlu
dilakukan efisiensi penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya
untuk peruntukan konsumtif.
Keempat,
ajakan pada kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sektor riil
dapat bergerak. Bila itu dapat dilakukan maka pajak dan penerimaan
negara bisa terjaga dan juga tenaga kerja dapat terjaga. Sementara
Bank Indonesia dan perbankan nasional harus membangun sistem agar
kredit bisa mendorong sektor riil. Di samping itu, masih menurut
Kepala Negara, pemerintah akan menjalankan kewajibannya untuk
memberikan insentif dan kemudahan secara proporsional.
Kelima,
semua pihak lebih kreatif menangkap peluang di masa krisis antara
lain dengan mengembangkan pasar di negara-negara tetangga di kawasan
Asia yang tidak secara langsung terkena pengaruh krisis keuangan AS.
Keenam,
menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar
domestik akan bertambah kuat.
Ketujuh,
perlunya penguatan kerjasama lintas sektor antara pemerintah, Bank
Indonesia, dunia perbankan serta sektor swasta.
Kedelapan,
semua kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego-sentris dan
memandang remeh masalah yang dihadapi.
Kesembilan,
mengingat tahun 2009 merupakan tahun politik dan tahun pemilu,
kaitannya dengan upaya menghadapi krisis keuangan AS adalah memiliki
pandangan politik yang non partisan, serta mengedepankan kepentingan
rakyat di atas kepentingan golongan maupun pribadi termasuk dalam
kebijakan-kebijakan politik.
Kesepuluh,
Presiden meminta semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik
pada masyarakat. Tak hanya pemerintah dan kalangan pengusaha, serta
perbankan, Kepala Negara juga memandang peran pers dalam hal ini
sangat penting karena memiliki akses informasi pada masyarakat.
D.
TANGGAPAN MAHASISWA TERHADAP KRISIS EKONOMI GLOBAL
Sebagai
insan kritis dan intelektual, kita harus menyadari dan mengakui
dampak hebat dari krisis ekonomi global ini. Karena ini bukan saja
merupakan masalah negara saja, kita sebagai rakyat yang juga terkena
akibat dari krisis ini. Sehingga menjadi kewajiban kita untuk ambil
bagian dalam mencari pemecahan persoalan dalam permasalahan ini.
Dalam
persoalan sehari-hari kita sebagai rakyat melakukan sesuatu apa
adanya. Dengan cara menghemat dan selektif dalam memilih kebutuhan
pokok khususnya, adalah salah satu cara kita menghadapi krisis
ekonomi global. Saran bagi pemerintahan adalah untuk lebih
memperhatikan sektor usaha kecil yang sejujurnya hampir tidak
terlirik oleh pemerintah yang terlalu memprioritaskan usaha raksasa
(perusahaan) , BUMN, dan jasa umum.
Padahal
sektor usaha kecil adalah salah satu sumber mata pencaharian rakyat
yang harusnya dibesarkan. Usaha kecil dimungkinkan untuk menarik
banyak investor untuk menanamkan modalnya, sehingga rakyat menjadi
mandiri dan pemerintah menjadi lebih diringankan untuk permasalahan
pemberdayaan ekonomi rakyat. Untuk selanjutnya pemerintah tinggal
menjalankan program kerja untuk mengatasi krisis global tersebut
sehingga rakyat dan pemerintah menjadi partner dalam menanggulangi
permasalahan ini.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah
membaca makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a.
Krisis ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor
ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor
lainnya di seluruh dunia
b. Krisis ekonomi Global terjadi karena
permasalahan ekonomi pasar di sluruh dunia yang tidak dapat dielakkan
karena kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang carut
marut.
c. Sektor yang terkena imbasan Krisis Ekonomi Global adalah
seluruh sektor bidang kehidupan. Namun yang paling tampak gejalanya
adalah sektor bidang ekonomi dari terkecil hingga yang terbesar.
d.
Cara mengatasi permasalah Krisis ekonomi bagi masyarakat adalah lebih
selektif dalam memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama
pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah untuk lebih sigap dalam
situasi masyarakat.
e. Sebagai mahasiswa kita harus kritis dan
menanggapi dengan cepat permasalahan kehidupan yang terjadi saat ini
khususnya krisis ekonomi global ini. Paling tidak dari hal kecil,
sehingga untuk hal besar kita akan lebih siap menghadapinya.
SARAN
Kepada
masyarakat untuk tetap bersabar terhadap situasi permasalahan kita
ini dan mempercayakan segala sesuatu kepada pemerintah. Dan dimulai
dari pribadi dan diri sendiri, untuk mengikuti saran yang telah
dituliskan di atas. Dan bagi para mahasiswa untuk menjadi lebih
kritis. Semoga makalah ini menjadi kajian yang baik meskipun masih
terdapat kekurangan. Atas perhatian dari seluruh pihak, kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.opensubscriber.com/message/motivasi@yahoogroups.com/10510614.html
http://kompas.co.id/read/xml/2008/10/02/23553141/kekhawatiran.krisis.ekonomi.global.benamkan.saham.dunia
http://www.syaldi.web.id/2008/02/gerakan-mahasiswa-indonesia-tahun-1998-sebuah-proses-perubahan-sosial/
http://borneo-tribune.net/2008/11/01/dampak-krisis-ekonomi-global-sawit-aman-karet-tak-aman/Agustianto,
http://www.opensubscriber.com/message/motivasi@yahoogroups.com/10510614.html
Kompas,
2 Oktober 2008 “Kekhawatiran Krisis Ekonomi Global Benamkan Saham
Dunia”
Jacko Agun,”
http://jackoagun.multiply.com/journal/item/34 “Krisis Global dan
Cara Mengatasinya (versi Pemerintah)